Beberapa kampung di Palu, Sulawesi Tengah, porak poranda. Warga setempat menyebutnya seperti kertas yang dirobek-robek. Hamparan bumi membelah. Tanah yang tadinya keras melembek. Semua yang ada di permukaannya pun tertelan.
Hal ini terlihat di Balaroa dan Petobo. Kedua tempat yang kini menjadi kampung mati. Rumah-rumah hancur, bahkan lenyap. Beberapa korban yang selamat menyebutkan, kampung mereka berputar-putar seperti adonan kue yang sedang diaduk. Semua amblas.
Setali tiga uang. Di pesisir Palu pun, tsunami menerjang. Korban meninggal bergelimpangan. Korban luka pun sangat banyak. Tangisan dan rintihan terdengar tanpa henti. Termasuk saat anggota Gandawesi mengunjungi lokasi.
"Saat di lokasi, gempa setiap hari terjadi. Minimal 4 -7 kali. Suara geemuruhnya mengerikan. Jadi semua orang nggak berani tidur dalam bangunan, semuanya ditenda," ucap Kusmana, dalam pesan singkatnya, kemarin.
"Kalau tenda khusus pengungsi, saya beli dari Bandung sebanyak 40 unit untuk kapasitas 8 orang. Lalu dibagikan di lokasi Bencana. Ada juga tenda pleton 5 unit untuk dapur umum dan trauma healing" ucapnya.
Merekam, mengobservasi langsung di lokasi bencana (Kusmana - gandawesi.or,id) |
Jalanan beraspal menjadi perbukitan. Atap rumah hanya terlihat ujungnya saja. Puing-puing pun berserakan. Di sinilah terjadi tsunami pegunungan. Sebab, kedua kawasan ini cukup jauh dari pesisir namun, semua rumah hancur, termasuk isinya. Tertelan bumi hingga kedalaman 5-10 meter. Biasanya, tsunami hanya menerjang kawasan pesisir.
Lokasi bencana |
Setali tiga uang. Di pesisir Palu pun, tsunami menerjang. Korban meninggal bergelimpangan. Korban luka pun sangat banyak. Tangisan dan rintihan terdengar tanpa henti. Termasuk saat anggota Gandawesi mengunjungi lokasi.
Di Balaroa, bencana likuifaksi menunjukkan kedigdayaannya. Salah satu pendiri Gandawesi KPALH, Kusmana, tak henti-hentinya bertafakur melihat kekuasaan Tuhan. Anggota bernomor GW.0100021.G ini mengajak seluruh anggota Gandawesi untuk terus mengaktualisasi diri ke lokasi bencana.
Kusmana dan tim di lokasi posko bencana yang didirikan (www.gandawesi.or.id) |
"Saat di lokasi, gempa setiap hari terjadi. Minimal 4 -7 kali. Suara geemuruhnya mengerikan. Jadi semua orang nggak berani tidur dalam bangunan, semuanya ditenda," ucap Kusmana, dalam pesan singkatnya, kemarin.
Bergabung dengan tim Tower Bersama Peduli, Kusmana berkali-kali melakukan tanggap darurat, rehabilitasi hingga rekonstruksi di lokasi Bencana. Termasuk saat Tsunami Aceh, Gempa Lombok dan kini Tsunami, Gempa dan Likuifaksi di Sulawesi Tengah.
Kepedulian kita untuk mereka (Kusmana - gandawesi.or.id) |
"Kalau tenda khusus pengungsi, saya beli dari Bandung sebanyak 40 unit untuk kapasitas 8 orang. Lalu dibagikan di lokasi Bencana. Ada juga tenda pleton 5 unit untuk dapur umum dan trauma healing" ucapnya.
Lokasi bencana (Kusmana - gandawesi.or.id) |
Aktualisasi Organisasi
Kusmana pun pernah bertemu dengan anggota Gandawesi lainnya, Mohammad Ilham (GW.25.195.T) di lokasi. Ilham berangkat ke Palu bersama tim evakuasi KBPA Bandung Raya. Keduanya punya peran masing-masing untuk memulihkan Palu seperti sediakala.
"Senang sekali, Gandawesi banyak beredar. Tapi secara organisasi, kita belum perlu berbangga. Sebab, relawan dan LSM lain jauh lebih gila perjuangannya. Kita masih perlu membuka jendela wawasan kita. Tujuannya agar organisasi kita senantiasa bisa mengaktualisasikan diri dengan perkembangan organisasi lain," ungkapnya.
Posting Komentar