BREAKING NEWS

Dari Puncak Gunung Rinjani Untuk Dies Natalis 35!

 “We live in a wonderful world that is full of beauty, charm and adventure. There is no end to the adventures that we can have if only we seek them with our eyes open.” – Jawaharlal Nehru

Perjalanan dimulai di pagi hari dari Desa Sembalun dengan tujuan camp di pos Pelawangan. Pos ini terkenal dengan pesona keindahannya, bahkan sempat dijadikan background uang sepuluh ribu Rupiah. Untuk istirahat sebelum summit attack di yg biasanya dimulai antara jam 02 - 03 dini hari. Mencapai pos Pelawangan ini kita perlu melalui Pos I terebih dahulu yang kondisi track-nya masih cenderung datar, hanya berbukit-bukit saja, begitupun di pos II yang masih bisa terhitung landai, sehingga warga sekitar membuka jasa ojek untuk para pendaki yg menginginkan perjalanan yang lebih singkat tentunya dengan membayar senilai 200 ribu rupiah. Di sini kami bertemu dan saling sapa dengan para pendaki juga. Tidak hanya warga Indonesia saja. Namun banyak yang dari mancanegara.

Setelah pos II Track sudah mulai menanjak trutama dari pos 3 ke pelawangan, track menanjak dtambah bekas longsor beberapa bulan sebelumnya membuat jalur semakin terjal dan menegangkn karena jalur yg diapit jurang, jika lengah dan terpeleset kemungkinan akan kehilangan nyawa. Apalagi jika melakukan perjalanan malam seperti saya dan teman-teman, track menuju pelawangan ini sangat beresiko. Saya tidak merekomendasikan.



Setelah melewati tanjakan, turunan, tikungan pada jalur ini, akhirnya pada jam 9 malam (WITA) tepat kita sampai d pelawangan I, sebenarnya tujuan kita adalah pelawangan 4, namun karena fisik dan waktu akhirnya kita putusnya untuk camp di pelawangan I ini. kami bergegas pasang tenda dan masak untuk makan malam dan istirahat.

Perjalanan masih belum selesai, kita lanjutkn summit attack (ratusan orang menyerang/menuju puncak) pada jam 03.00. Setelah pelawangan jalur mulai berkerikil dan terjal. kita sampai batas vegetasi setelah menmpuh 2 jam perjalanan. Selanjutnya dilanjutkan dengan kondisi jalur berpasir lembur hingga puncak, medan ini merupakan yang pling berat karena naik 4 langkah disini setara dg 1 langkah di tanah atau bebatuan. Hal ini dikarenakan pasir yang terus amblas sampai 80% dari langkah kita saat dipijak. setelah menempuh medan ini selama 3 jam. Akhirnya saya tiba dipuncak Gunung ini, yaitu Puncak tertinggi Provinsi NTB, tepatnya Pulau Lombok. Puncak Dewi Anjani, seorang putri kerajaan yang diceritakan menghilang di gunung ini dan menjadi penjaga gunung ini.



Dari puncak Gunung ini saya melihat keindahan Danau Sagara Anak dan bekas letusan anak gunung ini, gunung baru jari. Indah, Cantik, mempesona, karya Tuhan yang luar biasa tapi menyiksa tracknya, itu yang ada dalam otak saya di kala itu.
Langsung saya dan para pendaki yang lain mengabadikan momen, mengambil gambar, video, membuat salam untuk keluarga, saudara, pacar, teman-temannya, dan seluruh warga Indonesia untuk terus menjaga keindahan alam di bumi pertiwi ini.

Oiya saya pun juga sempat membuat video untuk Organisasi pecinta alam yang saya sangat cintai, yaitu Gandawesi, dia sudah berumur 35 tahun di tahun ini. Saya berharap organisasi ini terus hidup, solid dan menciptakan anggota yang luar biasa, berkarakter kuat, bermentalitas, dan terutama loyal kepada organisasi sampai akhir hayatnya.



Ditulis oleh Jangki

Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 gandawesi.or.id. Designed by OddThemes