BREAKING NEWS

Okti Li: Supaya Bisa Terus Belajar Jadi Pribadi Yang Tidak Egois Dan Lebih Banyak Bersyukur

Okti Li: Supaya Bisa Terus Belajar Jadi Pribadi Yang Tidak Egois Dan Lebih Banyak Bersyukur


Salah satu pegiat blog yang juga suka jalan-jalan dan naik gunung pilihan redaksi adalah Okti Li. Terkenal dengan sebutan Teh Okti ini adalah salah satu blogger dengan prestasi mentereng dalam jajaran blogger di Indonesia. Selain menyabet prestasi dalam berbagai kejuaraan menulis, Okti juga tercatat sebagai Kompasianer yang inspiratif. Sebuah prestasi yang sangat dibanggakan untuk seorang yang pernah tinggal di luar negeri. 


Inspirasi menulis dan naik gunung ini menjadi alasan untuk dijadikan contoh tentang asyik dan bermaknanya sebuah kegiatan menulis dan mendaki gunung. Inilah petikan wawancara bersama Okti. 


Pertama, kenapa suka naik gunung?


Kenapa suka naik gunung? Basicnya saya orang kampung, sejak kecil tinggal di pasir/pegunungan. Pohon, serangga, embun dan kabut istilahnya sudah menyatu dengan saya. Lalu saya pergi ke luar negeri, pas majikan dan anak-anaknya suka alam juga. Mereka bela-belain ikut kelas berbayar biar bisa main di alam, jumpa serangga dan menghirup udara segar. Saya jadi kepikiran, betapa beruntung nya saya, bisa mendapatkan semua itu sejak kecil gratis. 6 tahun mendampingi anak ikut kegiatan alam saya jadi makin betah.


Saat sebelum ke luar negeri saya belum bisa menginjakkan kaki di tempat lain selain kampung halaman karena kendala biaya. Jadi tahu gunung dan kegiatan alam di Indonesia cuma dapat dari baca dan katanya aja. Pas pulang ke Indonesia saya merasa punya kesempatan untuk terus melanjutkan kegiatan alam yang sudah makin saya sukai ini. Sedikitnya saya punya tabungan buat ongkos jadi ada kesempatan ya saya ikut saja ke gunung.


Sudah ke gunung mana saja? Gunung mana yang paling berkesan?


Sudah ke gunung mana saja? Gede, Pangrango, Slamet, Semeru, Rinjani, Kerinci, Sindoro. 

Gunung yang paling berkesan adalah Rinjani dan Semeru. Itu keduanya saya naik pas hamil 3 bulan dan 6 bulan.


Suka naik gunung bersama kelompok besar atau kelompok kecil? 


Kelompok besar sudah pernah. Kelompok kecil juga pernah. Sukanya kelompok kecil saja. Kebetulan selain anak suami, ada teman dan anaknya juga suka naik bareng. Jadi kami lebih bebas dan berasa banget kebersamannya.


Apa pentingnya naik gunung untuk anak-anak?  


Biar anak belajar hidup dengan kondisi minim atau terbatas (dibawah sederhana) supaya anak belajar mandiri tidak manja. selain itu juga melatih fisik, mental, dan menanamkan rasa cinta serta peduli terhadap alam sejak dini.


Apa yang diajarkan selama mendaki gunung? 


Yaitu tadi, belajar mandiri, berjuang untuk mencapai tujuan, belajar makan tidur dan lainnya dengan kondisi terbatas, mengenal alam dan menjaganya, mempraktekkan tanam pohon, menerangkan siklus oksigen dan udara bersih, sampai belajar masak dan prediksi cuaca juga. Kadang kalau ikut acara pelatihan kami kenalkan juga materi survival.


Apa pelajaran dan makna naik gunung buat saya sendiri? 


Pelajaran dan makna buat saya supaya bisa terus belajar  jadi pribadi yang tidak egois dan lebih banyak syukur aja. Dengan begitu semoga bisa lebih dekat kepada Pencipta.


Gunung apa yang akan di daki selanjutnya, kenapa memilih gunung tersebut? 


Bulan Oktober ini ada rencana 2 gunung tapi melihat kondisi cuaca saya dan suami blm bisa mastikan jadi atau enggak. Pertama minggu besok 8 Oktober rencana ke Gunung Malabar, Puncak Mega di Bandung Selatan. Kenapa ke sana? Karena belum pernah saja hehehe dan ini lokasi cukup dekat. Biar nambah pengalaman juga setelah sebelumnya kami ke Ranca Upas dan Burangrang.


Rencana kedua akhir oktober mau ke Gede Pangrango lagi. Mau merayakan sumpah pemuda di Suryakencana. Tapi sekali lagi kembali ke sikon aja. Soalnya kalau cuaca kurang bersahabat bawa anak repot juga, jadi masih masti2in untuk rencana Oktober ini.



Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 gandawesi.or.id. Designed by OddThemes