BREAKING NEWS

Tak Cukup Kata Semangat Saja Untuk Memulihkan Palu

Datangilah mereka;
hiduplah bersama mereka;
mulailah dengan apa yang mereka tahu,
lakukan apa yang mampu mereka lakukan,
bangunlah kembali dari apa yang mereka punya.
(Lao Tse)

Muhammad Ilham, anggota KPALH Gandawesi, FPTK UPI cukup lama menjadi relawan korban bencana. Setelah lama bermukim di Lombok, Nusa Tenggara Timur -karena membantu pemulihan korban gempa Lombok-, Ilham pun segera bergegas ke Palu untuk tugas yang sama.

Bencana yang datang bertubi-tubi di berbagai lokasi, tak sekadar membutuhkan kata "semangat". Para korban masih menunggu uluran tangan, baik bantuan logistik, evakuasi, hingga pendampingan. Karena menuju pulih, tak mudah seperti membalikan telapak tangan.
Ilham dan Kusmana di lokasi bencana (www.gandawesi.or.id)
Bersama 8 relawan lainnya, Ilham ditugaskan Keluarga Besar Pecinta Alam (KBPA) Bandung Raya (BR) untuk melakukan operasi bantuan relawan di Palu. Sudah sepuluh hari mereka tinggal bersama korban di pengungsian. Menyatu bersama ribuan relawan lainnya yang turut serta berdatangan dari berbagai daerah.

"Relawan bukan hanya donasi materi saja, ada yang donasi waktu, tenaga, pikiran. Karena kita terbatas materi, kita mendampingi masyarakat mengelola bencana melalui posko dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat," ucap Ilham di lokasi bencana.

Saat ini, Ilham dipercaya menjadi koordinator lapangan dari KBPA BR. Para relawan ini terus melakukan pencarian data agar program pendampingan ke depannya bisa tepat mengenai sasaran. Bersama relawan lainnya, anggota dengan nomor GW.25.195.T ini tak mengenal lelah dalam memulihkan lokasi bencana.

"Sebagian tim di minggu pertama ikut evakuasi. Tiga hari yang lalu baru kumpul lagi buat pendataan," ucap salah satu angkatan Triyudha itu.

Posko bantuan di lokasi bencana (Ilham - gandawesi.or.id)

Mengutip konsep-an Lao Tze (2700 tahun lalu), Ilham dan tim KBPA BR berupaya melakukan pendampingan posko masyarakat di lokasi Bencana. Baik di Palu maupun di Lombok.

“Datangilah mereka;
hiduplah bersama mereka;
mulailah dengan apa yang mereka tahu,
lakukan apa yang mampu mereka lakukan,
bangunlah kembali dari apa yang mereka punya.
..
tiba waktunya, saat pekerjaan pendampingan itu "telah selesai" dan tugas-tugas "telah dirampungkan", mereka akan berkata bahwa "Kami-lah sendirilah yang mengerjakan semua ini.”
...
Para relawan ini tidak hadir sebagai superhero yang dapat menyelesaikan segala masalah masyarakat dengan ilmu pengetahuan maupun kemampuan yang dimilikinya. Relawan ini juga tidak datang sebagai orang yang menentukan pilihan untuk masyarakat dampingannya.

Mereka hadir pada saat harus melaksanakan suatu kegiatan dari suatu program yang diembannya dan setelah itu dia kembali ke kehidupannya sendiri. Para relawan ini bertekad membentuk kemandirian masyarakat dan bukan untuk menciptakan ketergantungan baru.




Share this:

2 komentar :

  1. Tak banyak oramg yang mau meluangkan waktu..hanya mereka yg terpilih ..yg masih memiliki empati
    GANDAWESI...Masih melmilikinya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangaaat! kami tetap semangat walau itu tak cukup :) harus bergerak!

      Hapus

 
Copyright © 2014 gandawesi.or.id. Designed by OddThemes